Hati ku sudah terlanjur hancur, mau bagaimana pun juga aku akan tetap merasakan rasa sakit ini setiap detik,
Aku yang selalu tersenyum ketika malam sepi yang selalu menghadirkan kamu di sisi ku, bukan kah kamu selalu mengingat kan ku akan semua hal yang indah itu?? , bahkan ketika aku terbangun pun kamu masih sempat tersenyum dan memeluk ku sebelum benar benar pudar.
Ketika aku benar benar terbangun, dan aku selalu saja bingung, harus kemana lagi aku mencari kamu yang selalu saja menghilang di setiap pagi ku? Berharap aku bisa selalu menemukan mu setiap saat.
Kini, mentari pagi selalu menertawai aku yang selalu terlihat busuk, bahkan aku pun menertawai diriku karena tidak ada yang mencintai ku ketika pagi telah datang, kupegang erat rambut di kepala ku yang lusuh penuh aroma busuk, ku jambak pelan pelan hingga berguguran bersama dengan kebencian yang selalu hinggap di kepala ku.
"Apakah aku benar benar seorang yang pantas di benci?"
Pertanyaan bodoh yang selalu aku lontarkan kepada tembok yang terus saja menemaniku hingga titik jenuh ini.
Aku mengurung diri sendiri, aku menghukum diriku sendiri, aku menjebak diriku sendiri, aku mengurung diriku sendiri, aku bahkan membenci diriku sendiri.
Aku benar benar sendiri, lubang di hatiku sudah semakin membesar, tak ada satupun yang mengisi kekosongan hati ini, aku berada di dasar lautan, lautan dinding yang panas dan busuk.