Bagaimana pun juga, semua manusia menginginkan kebahagiaan, dalam bentuk apa pun dan situasi apa pun. Bahkan ketika aku sedang duduk sendirian pun aku selalu memikirkan bagaimana caranya agar setiap orang yang berada di dekatku merasa bahagia.
Pagi ini, aku bangun dengan biasanya, "mau apa aku hari ini?"
pertanyaan yang selalu aku tanyakan kepada diri ku sendiri di setiap pagi, menandakan betapa sudah tidak jalan nya tujuan yang aku susun di 10 tahun yang lalu.
bagai mana mungkin di usia ku yang sudah kepala 3 ini bisa beradaptasi di zaman ini ? zaman yang akan selalu membuat perasaan dan emosi ku selalu terbakar, zaman dimana orang se usia ku sudah mencapai setengah tujuan nya, zaman yang harus berbaur bersama orang orang berstatus tinggi.
Senja yang selalu aku kagumi tak lagi menarik, sungguh terlalu banyak kenangan menyakitkan ketika melihat langit jingga, oranye, merah, dan merah muda.
kabar demi kabar sudah aku terima, kabar bahagia dari mu yang membuat ku merasakan sesak nya kehidupan, betapa aku harus menerima dan terus mendoakanmu agar selalu di berikan kebahagiaan yang seutuh nya.
Hari demi hari berlalu, tidak ada yang menarik bahkan aku tunggu di setiap bangun tidur ku, merenung dan berwisata masa lalu kadang aku lakukan walau berakhir dengan perasaan sesak di dada.
Senja itu di taman Surosoan, taman yang begitu tenang dan nyaman dengan pemandangan tembok tembok dari masa lalu.
Sesekali aku merenung hingga menunggu waktu petang tiba, berharap perasaan sesak di dada ini akan mengilang bersama dengan gelap nya langit.
"mau apa aku hari ini?"
Pertanyaan ini selalu melekat dan akan terus melekat hingga aku tak bisa bertanya tanya lagi.