-->

Bukan Versi Diriku

No comments


 



Entah kemana versi diriku yang dulu, versi yang selalu menggebu gebu mengejar sebuah mimpi yang sangat jauh untuk di lalui.

Bukan kah aku sudah menyerah sedari dulu?

Ya, ketika aku benar benar berada pada titik jenuh yang sangat tinggi, ketika aku benar benar tak bisa lagi mencari ruang kebahagiaan, tanpa kusadari aku membuang semua mimpi serta tujuan yang sudah aku ukir dalam kertas putih yang memang benar benar putih.
Sudah jelas, bahwa aku tidak akan mengukir lagi apa yang aku bentuk dalam kepalaku kedalam kertas itu, bahkan nama mu pun tak lagi aku pikirkan detika aku sudah membuang  apa yang aku ukir dalam sebagian kertas itu,
kini pun aku berjalan hendak memulai terbiasa dengan apa yang telah aku buang.

Tak banyak yang aku lihat dan tak peduli pula dengan keadaan di luar sana,
hanya membuat ku semakin ingin mencaci dengan apa yang mereka lalui hingga saat ini.
Bukan karena aku seolah tak bisa menghargai atau pun iri dengan keadaan mereka di luar sana saat ini, atau bahkan banyak yang menyimpulkan jika aku benar benar anti sosial, sebenarnya aku tidak peduli dengan anggapan mereka, apapun yang keluar dari mulut mereka akan aku telan baik baik di telinga ku.
Namun, hanya saja aku muak dan terus ingin mencaci kepada mereka yang memang tidak pernah merasakan apa yang aku alami hingga saat ini.

Lalu, apakah yang aku lakukan memang jalan yang terbaik?

Aku tidak pernah sekalipun menyimpulkan bahwa aku adalah orang yang paling benar, dan aku adalah orang yang mungkin lebih baik ketimbang mereka yang selalu tertawa bahagia.
Aku hanya manusia yang tidak ingin melihat apa yang membuatku terasa jijik ketika melihat mereka yang dengan gagah dan sombong nya tertawa tanpa merasakan sekalipun rasa sakit di hati mereka. 

Comments